gadget

https://plus.google.com/u/0/114674915672032946285/posts
https://twitter.com/Enrisyu
http://www.facebook.com/enitarizqawahyuni?ref=tn_tnmn

Sabtu, 17 November 2012

Penyakit Polio


     1. IDENTIFKASI PENYAKIT POLIO

Polio adalah suatu penyakit yang di sebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanent. Polia adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban. Polio menular melalui kontak antarmanusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses. Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular.

Virus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari. Polio dapat menyebar luas diam-diam karena sebagian besar penderita yang terinfeksi poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri sedang terjangkit. Setelah seseorang terkena infeksi, virus akan keluar melalui feses selama beberapa minggu dan saat itulah dapat terjadi penularan virus.

Gejala Penyakit Polio ini ditandai dengan :
a.       Infeksi subklinis (tanpa gejala atau gejala berlangsung selama kurang dari 72 jam.
-          demam ringan
-          sakit kepala
-          tidak enak badan
-          nyeri tenggorokan
-          tenggorokan tampak merah
-           muntah.
b.      Poliomielitis non-paralitik (gejala berlangsung selama 1-2 minggu)
-          demam sedang
-          sakit kepala
-          kaku kuduk
-           muntah
-           Diare
-           kelelahan yang luar biasa
-           Rewel
-           nyeri atau kaku punggung, lengan, tungkai, perut
-          kejang dan nyeri otot
-           nyeri leher
-           nyeri leher bagian depan
-           kaku kuduk
-           nyeri punggung
-           nyeri tungkai (otot betis)
-           ruam kulit atau luka di kulit yang terasa nyeri
-           kekakuan otot.
c.       Poliomielitis paralitik
-          demam timbul 5-7 hari sebelum gejala lainnya
-           sakit kepala
-           kaku kuduk dan punggung
-           kelemahan otot asimetrik
-           onsetnya cepat segera berkembang menjadi kelumpuhan
-           lokasinya tergantung kepada bagian korda spinalis yang terkena
-          perasaan ganjil/aneh di daerah yang terkena (seperti tertusuk jarum)
-           peka terhadap sentuhan (sentuhan ringan bisa menimbulkan nyeri)
-           sulit untuk memulai proses berkemih
-           Sembelit
-           perut kembung
-           gangguan menelan
-           nyeri otot
-           kejang otot, terutama otot betis, leher atau punggung
-           Ngiler
-           gangguan pernafasan
-           rewel atau tidak dapat mengendalikan emosi
-           refleks Babinski positif.
Pemeriksaan Laboratorium nya meliputi :
Pada pasien dengan kecurigaan suatu polio dapat dilakukan pemeriksaan spesimen dari cairan cerbrospinal, feses dan lendir mukosa tenggorokan dan dilakukan kultur dari virus. Dari pemeriksaan darah dapat dilakukan pemeriksaan antibodi immunoglobulin G (IgG) akan didapatkan peningkatan hingga 4 kali angka normal. Pemeriksaan pada saat fase akut dapat dilakukan dengan pemeriksaan antibodi immunoglobulin M (IgM) yang akan didapatkan hasil yang positif. 
      
    2. ETIOLOGI DAN SIFAT
Penyakit Polio disebabkan oleh infeksi polio virus yang berasal dari genus Enterovirus dan family Picorna viridae. Virus ini menular melalui kotoran(feses) atau sekret tenggorokan orang yang terinfeksi. Virus polio masuk melalui ludah sehingga menyebabkan infeksi. Hal ini dapat terjadi dengan mudah bila tangan terkontaminasi atau benda-benda yang terkontaminasi dimasukkan ke dalam mulut. 
Virus polio masuk kedalam tubuh manusia melalui mulut dan berkembang biak ditenggorokan dan usus. Berkembang biak selama 4 sampai 35 hari, kemudian akan dikeluarkan melalu tinja selama beberapa minggu kemudian.
Sifat dari polio seperti halnya yang lain yaitu stabil terhadap Ph asam selama 1-3 jam. Tidak aktif pada suhu 56 derjad celcius selama 30 menit. Virus polio berkembangbiak didalam sel  yang terinfeksi dan siklus yang sempurna berlangsung selama 6 jam. Virus tersebut dapat hidup diair dan manusia, meskipun juga bisa terdapat pada sampah dan lalat

    3. MASA INKUBASI / MASA PENULAR
Virus polio mengalami inkubasi selama 5-35 hari di dalam tubuh. Selanjutnya virus akan berkembang pertama kali dalam dinding faring (leher dalam) atau saluran cerna bagian bawah. Dari saluran cerna virus menyebar ke jaringan getah bening local atau regional. Akhirnya virus menyebar masuk ke dalam aliran darah sebelum menembus dan berkembang biak di jaringan saraf.

      4. DISTRIBUSI KEJADIAN PENYAKIT
a.       Distribusi Penyakit Polio Menurut Manusia
-          Berdasarkan Umur : Umur yang paling rentan terinveksi virus polio adalah kelompok umur kurang dari 5 tahun
-           Jenis kelamin : Laki-laki lebih banyak memnderita daripada wanita.
-          Fisiologis : Anak dengan kekebalan yang rendah masih berisiko terhadap polio, sekalipun tidak menderita kelumpuhan namun dapat terinveksi dan menjadi sumber penularan polio.
-           Pendidikan : Pendidikan masyarakat yang rendah mempengaruhi terhadap tingkat pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya imunisasi. Sehingga anak-anak yang terinveksi disinyalir akibat ketidakpahaman orang tua akan pentingnya imunisasi.
b.      Distribusi Penyakit Polio Menurut Tempat
Di Indonesia sebelum PD II, penyakit polio merupakan penyakit yang sporadic endemic, epidemic pernah terjadi di pelbagai daerah seperti Biliton (1948) sampai ke Banda, Balikpapan. Bandung (1951), Surabaya (1952), semarang (1954), Medan (1957), dan endemic yang terakhir terjadi di tahun 1977 di bali selatan.
Pada tahun 2005, polio kembali mewabah. Secara nasional tercatat kasus polio sudah mencapai 295 kasus di 41 kabupaten/kota di 10 provinsi yakni Banten, Jawa barat, Lampung, Jawa tengah, Sumatera Utara, Jawa timur, Sumatera selatan, DKI Jakarta, Riau dan Aceh. Dalam tahun yang sama yakni 2005, kasus polio terjadi di Sukabumi (Jawa barat) dan dinyatakan sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa).
c.       Distribusi Penyakit Polio Menurut Waktu
-           Kejadian kasus polio terjadi dalam rentang waktu yang lama (tahun)
-          Di daerah bermusim dingin sering terjadi enndemi di bulan Mei-Oktober, tetapi kaksus sporadic tetap terjadi setiap saat.

5. RESERVOIR
Manusia satu-satunya dan sumber penularan biasanya , penderita tanpa gejala (inaparent infection) terutama anak-anak. Belum pernah ditemukan adanya pembawa virus liar yang berlangsung lama

   6.   CARA PENULARAN
Cara – cara penularan :
Penularan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung . Transmisi langsung melalui droplet dan orofaring serta feces penderita yang menyebar melalui jari yang terkontaminasi pada peralatan makan, makanan , dan minuman. Sedangkan penularan dengan tidak langsung melalui sumber air , air mandi dimana virus berada dalam air buangan masuk ke sumber – sumber air tersebut dikaeaan sanitasi yang rendah (Wahyuhono,1989)
Gbr.1   Penularan dr droplet 
Peralatan dan barang – barang yang tercemar dapat berperan sebagai media penularan . Belum ada bukti serangga dapat menularkan virus polio, sedangkan air dan limbah jarang sekali dilaporkan sebagai sumber penularan. Kontaminasi virus melalui makanan dan air yang dipakai bersama dalam suatu komunitas untuk semua keperluan sanitasi dan makan-minum, menjadi ancaman utnuk terjadinya wabah.
Gbr.2 Limbah 
Virus di tularkan infeksi droplet dari oral faring (mulut dan tenggorokan) atau tinja penderita infeksi. Penularan terutama terjadi langsung ke manusia melalui fekal-oral (dari tinja ke mulut) atau yang agak jarang melalui oral-oral (dari mulut ke mulut). Fekal-oral berarti miniman atau makanan yang tercemar virus polio yang berasal dari tinja penderita masuk ke mulut manusia sehat lainnya. Sementara itu, oral-oral adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke mulut manusia sehat lainnya.
Factor yang mempengaruhi penyebaran virus adalah kepadatan penduduk, tingkat higienis, kualitas air, dan fasilitas pengolahan limbah. Di area dengan sanitasi yang bagus dan air minum yang tidak terkontaminasi, rute transmisi lainnya mungkin penting.

7    7. KERENTANAN DAN KEKEBALAN
Semua orang rentan terhadap infeksi virus polio, namun kelumpuhan terjadi hanya sekitar 1% dari infeksi. Sebagian dari penderita ini akan sembuh dan yang masih tetap lumpuh berkisar antara 0,1% sampai  1% . Angka kelumpuhan pada orang-orang dewasa non imun yang terinfeksi lebih tinggi dibandingkan dengan anak dan bayi yang non imun
Kekebalan spesifik yang terbentuk bertahan seumur hidup , baikk sebagai akibat infeksi virus polio maupun innaparent. Srangan kedua jarang terjadi dan sebagai akibat infeksi virus polio degan tipe yang berbeda. Bayi yang lahir dari ibu yang sudah di imunisasi mendapat kekebalan pasif yang pendek. Resiko tinggi tertulari polio adalah kelompok rentan seperti kelompok-kelompok yang menolak imunisasi, kelompok minoritas ,para migrant musiman , anak-anak yang tidak terdaftar, kaum nomanden, pengungsi dan masyarakat miskin perokotaan.


    8. CARA PENCEGAHAN DAN PENGAWASAN
Cara Pencegahan :
Penyakit polio dapat di cegah dengan imunisasi. Vaksinasi virus mati di berikan secara suntikan. Sedangkan yang hidup melalui mulut dengan tetesan. Virus hidup yang di lemahkan lebih efektif di bandingkan dengan virus yang mati. Selain pemberian imunisasi maka peningkatan sanitasi lingkungan dan higienis perorangan sangat di perlukan.
Untuk mencegah penyakit polio di antaranya dengan membiasakan pola hidup sehat, sanitasi yang baik dan terus menjaga kualitas gizi sekaligus kebugaran kondisi fisik.salah satu cara terbaik melindungi anak-anak dari penyakit polio. Yakni dengan mencuci tangan dan alat-alat makan seperti piring, gelas, atau pun sendok dengan sabun dan air yang tidak tercemar oleh virus polio.
Kemudian jika memasak air sebaiknya dimasak sampai mendidih sempurna, sebab cara ini cukup efektif untuk membunuh virus polio. Sebab diketahui, virus polio liar hidup dengan baik pada suhu – 80C. Di luar tubuh manusia, bila terkena panas matahari, virus polio hanya bertahan hidup selama 2 hari, tapi kalau di dalam cuaca lembab lebih lama. Selain itu, imunisasi terhadap polio sampai lengkap pun dapat mencegah penyakit ini.
Pengawasan penyakit Polio :

Untuk mendeteksi penyebaran penyakit polio pemerintah juga akan menggalakan imunisasi masal. Imunisasi diperlukan untuk membangkitkan kekebalan lokal di usus melalui pemberian vaksin polio. Vaksin ini mengandung tiga jenis virus yaitu tipe 1, 2, dan 3. Caranya, diteteskan ke mulut sebanyak dua tetes setiap kali pemberian atau dikenal dengan Oral. Bila anak sudah mendapatkan imunisasi polio minimal empat kali, hampir dapat dipastikan anak kebal terhadap polio. Bila belum diimunisasi, segera berikan dosis pertama. Anak akan terlindung selama 100 hari, sehingga bila virus polio masuk, tidak berbiak dan menyebabkan penyakit polio, lalu dilanjutkan sampai lengkap Vaksin polio dibagi menjadi dua yaitu inactivated polio virus (IPV) yang diberikan secara suntikan dan attenuated polio virus (OPV) yang diberikan tetesan dibawah lidah. 
IPV merupakan vaksin yang pertama tersedia secara menyeluruh pada tahun 1950an. Kelebihan dari IPV adalah berisi virus yang lemah, sehingga tidak berhubungan dengan kejadian poliomielitis akibat pemberian vaksin. Formulasi yang lebih baik adalah enhanced inactivated poliovirus vaccine (eIPV). Vaksin ini diberikan pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 – 12 bulan dan sebelum masuk sekolah (usia 4 tahun). 
Pemberian OPV terutama sejak tahun 1960an. Immunisasi dengan cara ini menyebabkan penurunan yang signifikan pada kasus-kasus poliomielitis di dunia. Pemberian secara oral memberikan kelebihan dengan adanya pertahana tubuh terhadap virus tersebut di mukosa saluran nafas dan pencernaan. Kerugian OPV adalah dapat menyebabkan vaccine-associated paralytic poliomyelitis  (VAPP). Pemberian vaksin ini diberikan pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan pemberian booster setiap 4 tahun. 
Varian OPV baru berupa monovalent oral poliovirus type 1 vaccine (mOPV1) diperkenalkan pertama kali di India pada bulan April 2005. Dari penelitan didapatkan bahwa varian baru ini 3 kali lebih efektif dan jauh lebih sedikit angka efek samping dibandingkan pemberian OPV pertama, sehingga menjadi rekomendasi internasional untuk menghilangkan poliovirus.


Penyakit DBD


    1. IDENTIFIKASI PENYAKIT DEMAM BERDARAH

Demam dengue / Dengue fever / DF dan demam berdarah dengue / DBD / dengue haemorrhagic fever / DHF, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, dan atau nyeri sendi yang disertai penurunan dari sel darah putih, adanya bercak kemerahan  di kulit, pembesaran kelenjar getah bening, penurunan jumlah trombosit dan kondisi terberat adalah perdarahan dari hampir seluruh jaringan tubuh. 
Pemeriksaan rutin dapat dilakukan berupa pemeriksaan  laboratorium dengan pemeriksaan : haemoglobin, haematokrit, leukosit, dan trombosit. Pemeriksaan antibodi yang lebih spesifik adalah IgG dan IgM dengue. 
a.       Trombosit : umumnya terdapat penurunan pada hari ke 3 – 8. Angka trombosit kurang dari 100.000 merupakan indikasi untuk perawatan.
b.      Hematokrit : kebocoran plasma menyebabkan pengentalan dari darah, ditentukan dengan peningkatan kadar hematokrit yaitu > 20% yang biasanya terjadi pada hari ke 3. 
c.       Faktor pembekuan darah (PT, aPTT) :  akan meningkat apabila di curigai sudah terjadi fase perdarahan. 
d.      Ureum/kreatinin : merupakan pemeriksaan fungsi ginjal, dapat terjadi peningkatan akibat perdarahan yang hebat tanpa terapi yang adekuat. 
e.       Elektrolit : melihat kekurangan cairan dalam tubuh akibat demam yang berkepanjangan dan asupan cairan yang kurang.
f.       Golongan darah : apabila diperlukan tambahan darah akibat pendarahan yang cukup banyak.
g.       IgM : terdeteik setelah hari ke 3 – 5, meningkat sampai minggu ke-3 dan menghilang setelah hari ke 60-90. 
h.      IgG : pada infeksi primer terdeteksi pada hari ke 14, sedangkan infeksi sekunder terdeteksi pada hari ke 2.
Untuk tau bagaimana cara menceah penyakit DBD maka kita terlebih dahulu mengetahui agent nya . Adapun agent penyakit DBD Ciri – ciri nyamuk penyebar penyakit yaitu :
a.       Warna hitam dan bercak putih pada badan dan kaki
b.      Hidup dan berkembang biak didalam rumah dan sekitarnya ( bak mandi, tempayan, drum, kaleng, ban bekas, pot tanaman air dll.
c.       Hinggap pada pakaian yang bergantung, kelambu dan ditempat yang gelap dan lembab
d.      Menggigit disiang hari
e.       Kemamapuan terbang kira – kira 100 meter

2.  ETIOLOGI DAN SIFAT PENYAKIT DBD
DBD disebabkan oleh Gigitan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue (sejenis arbovirus), yang  merupakan virus dari genus Flavivirus, yang memiliki beberapa jenis yaitu DEN-1 sampai DEN-4, dan di Indonesia palng banyak adalah virus DEN-3. Infeksi virus dengue ini dapat terjadi reaksi silang dengan virus lain seperti virus yellow fever, japanese enchepalitis dan west nile virus, yang akan memperberat gejala dari infeksi virus ini sendiri. 
Etiologi Penyakit DBD :
a.       Virus dengue
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4. Keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis.
b.      Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes alboptictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan.
Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat bejana – bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang – lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari.
c.       Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dan dapat pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta.

    3.  MASA INKUBASI /MASA PENULARAN
a.       Masa Inkubasi
Masa inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah  sebagai berikut:
Ø  Demam tinggi yang mendadak 2 – 7 hari ( 38 – 40 derajat Celsius ).
Ø  Pada pemeriksaan uji tomiquet, tampak adanya jentik (pupura) perdarah.
Ø  Adanya perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), mimisan (Epitaksis), buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lender bercampur darah (melena) dan lain – lainnya.
Ø  Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
Ø  Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
Ø  Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari 3 – 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000/mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
Ø  Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (Anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.
Ø  Mengalami pendarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
Ø  Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.
Ø  Munculnya bintik – bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
Ø  Rasa sakit pada persendian.

b.      Masa Penularan ke Manusia
Orang yang terinfeksi DBD, yang masih dalam periode 3-7 hari setelah demam, kemudian digigit oleh nyamuk Aedes betina, lalu nyamuk itu menyebarkan virus DBD di dalam tubuhnya.


4.   FASE PENYAKIT DBD
a.      Fase Demam Tinggi.
Terjadi pada hari 1 - 3.Ditandai dengan demam yang mendadak tinggi disertai sakit kepala, badan terasa ngilu dan nyeri, mual. Seringkali disertai dengan bintik merah di kulit yang tidak hilang saat kulit diregangkan.Tanda ini adalah tanda umum yang mudah diketahui oleh orang-orang yang awam dalam bisang kesehatan.Dengan mengetahui tanda ini, berarti tingkat kewaspadaan kita perlu ditingkatkan.
b.      Fase Kritis.
Fase ini terjadi pada hari ke 4-5.Fase ini ditandai dengan demam yang mulai menurun disertai dengan penurunan kadar trombosit dalam darah dan fase ini seringkali mengecohkan karena seolah-olah demamnya turun dan penyakitnya sembuh.Namun inilah yang disebut FASE KRITIS dan kemungkinan terjadinya "dengue Shock Sindrome".Pada fase ini dapat terjadi pendarahan hidung, mulut, kulit pucat dan dingin, serta terjadi penurunan kesadaran.Hal inilah yang terjadi dengan tetangga saya yang akhirnya tidak tertolong.
c.       Fase Penyembuhan.
Fase ini terjadi pada hari ke 6-7.Dalam fase ini keadaan umum dari penderita mulai membaik.Dan pada saat ini alangkah baiknya bila penderita diberikan gizi yang baik untuk meningkatkan keadaannya serta juga meningkat kadar daripada trombositnya

    5. DISTRIBUSI KEJADIAN PENYAKIT
a.       Distribusi Penyakit DBD Menurut Orang
DBD dapat diderita oleh semua golongan umur, walaupun saat ini DBD lebih  banyak pada anak-anak, tetapi dalam dekade terakhir ini DBD terlihat kecenderungan  kenaikan proporsi pada kelompok dewasa, karena pada kelompok umur ini  mempunyai mobilitas yang tinggi dan sejalan dengan perkembangan transportasi  yang lancar, sehingga memungkinkan untuk tertularnya virus dengue lebih besar, dan  juga karena adanya infeksi virus dengue jenis baru yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan  DEN 4  yang sebelumya belum pernah ada pada suatu daerah.
Pada awal terjadinya wabah di suatu negara, distribusi umur memperlihatkan  jumlah penderita terbanyak dari golongan anak berumur kurang dari 15 tahun         (86-95%). Namun pada wabah-wabah selanjutnya jumlah penderita yang digolongkan  dalam usia dewasa muda meningkat. Di  Indonesia penderita DBD terbanyak pada  golongan anak berumur 5-11 tahun, proporsi penderita yang berumur lebih dari 15  tahun meningkat sejak tahun 1984.
b.      Distribusi Penyakit DBD Menurut Tempat
Penyakit DBD dapat menyebar pada semua tempat kecuali tempat-tempat  dengan ketinggian 1000 meter dari permukaan laut karena pada tempat yang tinggi  dengan suhu yang rendah  perkembangbiakan Aedes aegypti tidak sempurna. Dalam kurun waktu 30 tahun sejak ditemukan virus dengue di Surabaya dan  Jakarta tahun 1968 angka kejadian sakit infeksi virus dengue meningkat  dari         0,05 per 100.000 penduduk menjadi 35,19 per 100.000 penduduk tahun 1998. Sampai  saat ini DBD telah ditemukan diseluruh propinsi di Indonesia.
Meningkatnya kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit disebabkan  karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk, adanya pemukiman baru, dan  terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah air serta adanya empat  tipe virus yang menyebar sepanjang tahun.
c.       Distribusi Penyakit DBD Menurut Waktu
Pola berjangkitnya infeksi virus  dengue dipengaruhi oleh iklim dan  kelembaban udara. Pada suhu yang panas (28-32 ) derajad celcius , dengan kelembaban yang tinggi,  nyamuk  Aedes aegypti  akan tetap bertahan hidup untuk jangka waktu lama. Di Indonesia karena suhu udara dan kelembaban tidak sama di setiap tempat maka  pola terjadinya penyakit agak berbeda untuk setiap tempat. Di pulau Jawa pada  umumnya infeksi virus dengue terjadi mulai awal Januari, meningkat terus sehingga  kasus terbanyak terdapat pada sekitar bulan April-Mei setiap tahun.

    6. RESERVOIR

Penyakit DBD ditularkan oleh vektor (inang penular) nyamuk aedes aegypti. Untuk mematangkan telur-telurnya nyamuk betina akan menghisap darah manusia secara berulang-ulang atau berganti ke manusia lain sampai yang dibutuhkannya tercukupi.
7.      
     7. CARA PENULARAN
Demam berdarah  dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan  manusia. Virus  dengue sebagai penyebab demam berdarah hanya dapat ditularkan  melalui nyamuk. Oleh karena itu, penyakit ini termasuk kedalam kelompok  arthropod borne diseases. Virus dengue berukuran 35-45 nm. Virus ini dapat terus  tumbuh dan berkembang dalam tubuh manusia dan nyamuk.

Terdapat tiga faktor yang memegang  peran pada penularan infeksi dengue,  yaitu manusia, virus, dan vektor perantara.
a. Virus dengue masuk ke dalam tubuh  nyamuk pada saat  menggigit manusia yang sedang mengalami viremia,
b.  Kemudian  virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang infeksius.
c. Seseorang yang di dalam darahnya memiliki virus dengue (infektif)  merupakan sumber penular DBD. Virus dengue berada dalam darah  selama 4-7 hari  mulai 1-2 hari sebelum demam (masa inkubasi instrinsik).
d.   Bila penderita DBD digigit  nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung  nyamuk. Selanjutnya virus akan berkembangbiak dan menyebar ke seluruh bagian  tubuh nyamuk, dan juga dalam kelenjar  saliva.
e.  Kira-kira satu minggu setelah  menghisap darah penderita (masa inkubasi ekstrinsik), nyamuk tersebut siap untuk  menularkan kepada orang lain. Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk  sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk  Aedes aegypti  yang telah menghisap  virus dengue menjadi penular (infektif) sepanjang hidupnya.
f. Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit (menusuk),  sebelum menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya  (probosis), agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus  dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain.
Hanya nyamuk  Aedes aegypti betina yang dapat  menularkan virus dengue. Nyamuk betina sangat menyukai darah manusia (anthropophilic)  dari pada  darah binatang. Kebiasaan menghisap darah terutama pada pagi hari jam 08.00-10.00  dan sore hari jam 16.00-18.00. Nyamuk  betina mempunyai kebiasaan menghisap  darah berpindah-pindah berkali-kali dari satu individu ke individu lain (multiple  biter).  Hal ini disebabkan karena pada siang hari manusia yang menjadi sumber  makanan darah utamanya dalam keadaan aktif bekerja/bergerak sehingga nyamuk  tidak bisa menghisap darah dengan tenang sampai kenyang pada satu individu.  Keadaan inilah yang menyebabkan penularan penyakit DBD menjadi lebih mudah  terjadi.

    8. KERENTANAN DAN KEKEBALAN
Kerentanan :
Tingkat kerawanan wilayah terhadap perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dan  Aedes albopictus didapatkan dari hasil analisis data yang merupakan variabel  penentu, seperti pola permukiman, kepadatan permukiman, vegetasi, curah hujan, saluran  air hujan, tempat pembuangan sampah, dan kepadatan penduduk. Daerah dengan kondisi agak rentan terhadap perkembangbiakan nyamuk Aedes  aegypti dan  Aedes albopictus merupakan daerah yang kualitas lingkungannya relatif  sedang. Pemutusan rantai perkembangbiakan nyamuk  Aedes aegypti dan  Aedes  albopictus dengan cara fogging atau pengasapan dan program 3M (Menguras, Menutup, Menimbun) merupakan tindakan prefentif untuk menangkal terjadinya wabah DBD.   Daerah yang rentan dan sangat rentan terhadap perkembangbiakan nyamuk Aedes  aegypti dan  Aedes albopictus merupakan daerah yang menjadi prioritas utama untuk  pencegahan wabah penyakit DBD. Daerah yang rentan dan sangat rentan tersebut  biasanya mempunyai kualitas lingkungan yang kurang baik, bahkan minim. Lingkungan  yang kurang baik dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan menjadi salah satu faktor  penyebab mudah tersebar dan menularnya penyakit DBD. Oleh karena itu, perbaikan  kualitas permukiman merupakan hal mutlak yang perlu dilakukan.

Kekebalan :
Pembentukan antibodi pada infeksi pertama oleh salah satu dari keempat jenis virus dengue di atas akan menghasilkan kekebalan humoral silang (cross protection) yang berlaku untuk keempat jenis virus dengue, sehingga infeksi kedua oleh jenis virus dengue lainnya akan lebih ringan. Infeksi kedua oleh virus dengue dengan tipe yang sama bahkan dapat menimbulkan kekebalan seluler (sel mediated immunity) yang dapat bertahan seumur hidup. Sel darah putih menjadi sel pertahanan tubuh pertama untuk menghadang infeksi. Jumlahnya bertambah jika infeksinya cukup berat. Namun, pada demam berdarah, sel darah putih justru berkurang. Apalagi anak-anak cenderung mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak bergizi dan mengandung banyak gula, sehingga mereka kekurangan vitamin A, C, B 12, asam folat, kalsium, fosfor, dan zat besi. Padahal, zat-zat gizi itu berperan sangat penting dalam proses pertumbuhan sel darah, terutama sel darah putih dan trombosit, dan pembekuan darah.
Pada anak berumur di bawah 12 tahun yang masih didominasi antibodi humoral, serangan virus dengue merupakan Beban berat. Itu sebabnya, pertahanan badan harus prima agar hal-hal yang mengganggu proses pertahanan badan, terutama pola makan dan minum, jangan sampai menghambat pertumbuhan sel-sel darah.

   9.  CARA PENCEGAHAN DAN PENGAWASAN
Pencegahan:
Hingga kini, belum ada vaksin atau obat antivirus bagi penyakit ini. Tindakan paling efektif untuk menekan epidemi demam berdarah adalah dengan mengontrol keberadaan dan sedapat mungkin menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue.  Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu:

a.       Lingkungan
Pencegahan demam berdarah dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk, antara lain:
-          menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu,
-          mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali,
-           menutup dengan rapat tempat penampungan air,
-          mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah, dan
-          perbaikan desain rumah.
b.      Biologis
Secara biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri. Pencegahan yang dilakukan
-          Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan cara ; Menguras , menutup, mengubur barang bekas yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.
-          Fogging atau pengasapan
-          Abatisasi

c.       Kimiawi
Pengasapan (fogging) dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air dapat membunuh jentik-jentik nyamuk. Selain itu dapat juga digunakan larvasida.Pencegahan yang dilakukan
-          menggunakan senyawa anti nyamuk yang mengandung DEET, pikaridin, atau minyak lemon eucalyptus,
-           serta gunakan pakaian tertutup untuk dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk bila sedang beraktivitas di luar rumah. Selain itu, segeralah berobat bila muncul gejala-gejala penyakit demam berdarah sebelum berkembang menjadi semakin parah
-          Memutus daur hidup nyamuk dengan menggunakan ovitrap dan memelihara ikan cupang atau ikan pemakan jentik dapat menggunakan serbuk ABATE, dengan komposisi takaran 1 gram serbuk ABATE untuk 10 liter air.
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue adalah dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan “3 M PLUS” yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus lainnya yang sesuai dengan kondisi setempat.
Pengawasan :
Dalam hal pemeriksaan dan pemantauan oleh Jumantik dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) minggu sekali, dengan kegiatan sebagai berikut:
a.       memeriksa setiap tempat, media, atau wadah yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus pada Tatanan Masyarakat dan mencatat di kartu jentik;
b.      memberikan penyuluhan dan memotivasi Masyarakat;
c.       melaporkan hasil pemeriksaan dan pemantauan kepada Lurah.