1. IDENTIFIKASI
PENYAKIT DEMAM BERDARAH
Demam
dengue / Dengue fever / DF dan demam berdarah dengue / DBD / dengue
haemorrhagic fever / DHF, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, dan atau nyeri sendi yang
disertai penurunan dari sel darah putih, adanya bercak kemerahan di
kulit, pembesaran kelenjar getah bening, penurunan jumlah trombosit dan kondisi
terberat adalah perdarahan dari hampir seluruh jaringan tubuh.
Pemeriksaan
rutin dapat dilakukan berupa pemeriksaan
laboratorium dengan pemeriksaan : haemoglobin, haematokrit, leukosit,
dan trombosit. Pemeriksaan antibodi yang lebih spesifik adalah IgG dan IgM
dengue.
a. Trombosit
: umumnya terdapat penurunan pada hari ke 3 – 8. Angka trombosit kurang dari
100.000 merupakan indikasi untuk perawatan.
b. Hematokrit
: kebocoran plasma menyebabkan pengentalan dari darah, ditentukan dengan
peningkatan kadar hematokrit yaitu > 20% yang biasanya terjadi pada hari ke
3.
c. Faktor
pembekuan darah (PT, aPTT) : akan meningkat apabila di curigai sudah
terjadi fase perdarahan.
d. Ureum/kreatinin
: merupakan pemeriksaan fungsi ginjal, dapat terjadi peningkatan akibat
perdarahan yang hebat tanpa terapi yang adekuat.
e. Elektrolit
: melihat kekurangan cairan dalam tubuh akibat demam yang berkepanjangan dan
asupan cairan yang kurang.
f. Golongan
darah : apabila diperlukan tambahan darah akibat pendarahan yang cukup banyak.
g. IgM : terdeteik setelah hari ke 3 – 5,
meningkat sampai minggu ke-3 dan menghilang setelah hari ke 60-90.
h. IgG
: pada infeksi primer terdeteksi pada hari ke 14, sedangkan infeksi sekunder
terdeteksi pada hari ke 2.
Untuk
tau bagaimana cara menceah penyakit DBD maka kita terlebih dahulu mengetahui
agent nya . Adapun agent penyakit DBD Ciri – ciri nyamuk penyebar penyakit
yaitu :
a. Warna
hitam dan bercak putih pada badan dan kaki
b. Hidup
dan berkembang biak didalam rumah dan sekitarnya ( bak mandi, tempayan, drum,
kaleng, ban bekas, pot tanaman air dll.
c. Hinggap
pada pakaian yang bergantung, kelambu dan ditempat yang gelap dan lembab
d. Menggigit
disiang hari
e. Kemamapuan
terbang kira – kira 100 meter
2. ETIOLOGI
DAN SIFAT PENYAKIT DBD
DBD
disebabkan oleh Gigitan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue (sejenis
arbovirus), yang merupakan virus dari
genus Flavivirus, yang memiliki beberapa jenis yaitu DEN-1 sampai DEN-4, dan di
Indonesia palng banyak adalah virus DEN-3. Infeksi virus dengue ini dapat
terjadi reaksi silang dengan virus lain seperti virus yellow fever, japanese
enchepalitis dan west nile virus, yang akan memperberat gejala dari infeksi
virus ini sendiri.
Etiologi
Penyakit DBD :
a.
Virus
dengue
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4. Keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis.
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4. Keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis.
b.
Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes alboptictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan.
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes alboptictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan.
Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air
bersih yang terdapat bejana – bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes
Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang – lubang pohon di dalam
potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes
Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang
hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari.
c.
Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dan dapat pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta.
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dan dapat pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta.
3. MASA
INKUBASI /MASA PENULARAN
a. Masa
Inkubasi
Masa inkubasi selama 3
- 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan
menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai
berikut:
Ø Demam
tinggi yang mendadak 2 – 7 hari ( 38 – 40 derajat Celsius ).
Ø Pada
pemeriksaan uji tomiquet, tampak adanya jentik (pupura) perdarah.
Ø Adanya
perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), mimisan (Epitaksis),
buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lender bercampur darah (melena)
dan lain – lainnya.
Ø Terjadi
pembesaran hati (Hepatomegali).
Ø Tekanan
darah menurun sehingga menyebabkan syok.
Ø Pada
pemeriksaan laboratorium (darah) hari 3 – 7 terjadi penurunan trombosit dibawah
100.000/mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai hematokrit diatas 20%
dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
Ø Timbulnya
beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu
makan (Anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.
Ø Mengalami
pendarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
Ø Demam
yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.
Ø Munculnya
bintik – bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
Ø Rasa
sakit pada persendian.
b. Masa
Penularan ke Manusia
Orang yang terinfeksi
DBD, yang masih dalam periode 3-7 hari setelah demam, kemudian digigit oleh
nyamuk Aedes betina, lalu nyamuk itu menyebarkan virus DBD di dalam tubuhnya.
4. FASE
PENYAKIT DBD
a.
Fase Demam Tinggi.
Terjadi pada hari 1 -
3.Ditandai dengan demam yang mendadak tinggi disertai sakit kepala, badan
terasa ngilu dan nyeri, mual. Seringkali disertai dengan bintik merah di kulit
yang tidak hilang saat kulit diregangkan.Tanda ini adalah tanda umum yang mudah
diketahui oleh orang-orang yang awam dalam bisang kesehatan.Dengan mengetahui
tanda ini, berarti tingkat kewaspadaan kita perlu ditingkatkan.
b.
Fase Kritis.
Fase ini terjadi pada
hari ke 4-5.Fase ini ditandai dengan demam yang mulai menurun disertai dengan
penurunan kadar trombosit dalam darah dan fase ini seringkali mengecohkan
karena seolah-olah demamnya turun dan penyakitnya sembuh.Namun inilah yang
disebut FASE KRITIS dan kemungkinan terjadinya "dengue Shock
Sindrome".Pada fase ini dapat terjadi pendarahan hidung, mulut, kulit
pucat dan dingin, serta terjadi penurunan kesadaran.Hal inilah yang terjadi
dengan tetangga saya yang akhirnya tidak tertolong.
c.
Fase Penyembuhan.
Fase ini terjadi pada
hari ke 6-7.Dalam fase ini keadaan umum dari penderita mulai membaik.Dan pada
saat ini alangkah baiknya bila penderita diberikan gizi yang baik untuk
meningkatkan keadaannya serta juga meningkat kadar daripada trombositnya
5. DISTRIBUSI
KEJADIAN PENYAKIT
a. Distribusi
Penyakit DBD Menurut Orang
DBD
dapat diderita oleh semua golongan umur, walaupun saat ini DBD lebih banyak pada anak-anak, tetapi dalam dekade
terakhir ini DBD terlihat kecenderungan kenaikan
proporsi pada kelompok dewasa, karena pada kelompok umur ini mempunyai mobilitas yang tinggi dan sejalan
dengan perkembangan transportasi yang
lancar, sehingga memungkinkan untuk tertularnya virus dengue lebih besar, dan juga karena adanya infeksi virus dengue jenis
baru yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN
4 yang sebelumya belum pernah ada pada
suatu daerah.
Pada
awal terjadinya wabah di suatu negara, distribusi umur memperlihatkan jumlah penderita terbanyak dari golongan anak
berumur kurang dari 15 tahun (86-95%). Namun pada wabah-wabah selanjutnya
jumlah penderita yang digolongkan dalam
usia dewasa muda meningkat. Di Indonesia
penderita DBD terbanyak pada golongan
anak berumur 5-11 tahun, proporsi penderita yang berumur lebih dari 15 tahun meningkat sejak tahun 1984.
b. Distribusi
Penyakit DBD Menurut Tempat
Penyakit
DBD dapat menyebar pada semua tempat kecuali tempat-tempat dengan ketinggian 1000 meter dari permukaan
laut karena pada tempat yang tinggi dengan
suhu yang rendah perkembangbiakan Aedes
aegypti tidak sempurna. Dalam kurun waktu 30 tahun sejak ditemukan virus dengue
di Surabaya dan Jakarta tahun 1968 angka
kejadian sakit infeksi virus dengue meningkat
dari 0,05 per 100.000 penduduk menjadi 35,19 per
100.000 penduduk tahun 1998. Sampai saat
ini DBD telah ditemukan diseluruh propinsi di Indonesia.
Meningkatnya
kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi
penduduk, adanya pemukiman baru, dan terdapatnya
vektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah air serta adanya empat tipe virus yang menyebar sepanjang tahun.
c. Distribusi
Penyakit DBD Menurut Waktu
Pola
berjangkitnya infeksi virus dengue
dipengaruhi oleh iklim dan kelembaban
udara. Pada suhu yang panas (28-32 ) derajad celcius , dengan kelembaban yang
tinggi, nyamuk Aedes aegypti
akan tetap bertahan hidup untuk jangka waktu lama. Di Indonesia karena
suhu udara dan kelembaban tidak sama di setiap tempat maka pola terjadinya penyakit agak berbeda untuk
setiap tempat. Di pulau Jawa pada umumnya
infeksi virus dengue terjadi mulai awal Januari, meningkat terus sehingga kasus terbanyak terdapat pada sekitar bulan
April-Mei setiap tahun.
6. RESERVOIR
Penyakit DBD ditularkan oleh vektor (inang
penular) nyamuk aedes aegypti. Untuk mematangkan telur-telurnya nyamuk betina
akan menghisap darah manusia secara berulang-ulang atau berganti ke manusia
lain sampai yang dibutuhkannya tercukupi.
7.
7. CARA
PENULARAN
Demam
berdarah dengue tidak menular melalui
kontak manusia dengan manusia.
Virus dengue sebagai penyebab demam
berdarah hanya dapat ditularkan melalui
nyamuk. Oleh karena itu, penyakit ini termasuk kedalam kelompok arthropod borne diseases. Virus dengue
berukuran 35-45 nm. Virus ini dapat terus
tumbuh dan berkembang dalam tubuh manusia dan nyamuk.
Terdapat
tiga faktor yang memegang peran pada
penularan infeksi dengue, yaitu manusia,
virus, dan vektor perantara.
a. Virus
dengue masuk ke dalam tubuh nyamuk pada
saat menggigit manusia yang sedang
mengalami viremia,
b. Kemudian virus dengue ditularkan kepada manusia
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang infeksius.
c. Seseorang
yang di dalam darahnya memiliki virus dengue (infektif) merupakan sumber penular DBD. Virus dengue
berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam (masa inkubasi
instrinsik).
d. Bila
penderita DBD digigit nyamuk penular,
maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan berkembangbiak
dan menyebar ke seluruh bagian tubuh
nyamuk, dan juga dalam kelenjar saliva.
e. Kira-kira
satu minggu setelah menghisap darah
penderita (masa inkubasi ekstrinsik), nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain. Virus ini akan
tetap berada dalam tubuh nyamuk
sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes aegypti
yang telah menghisap virus dengue
menjadi penular (infektif) sepanjang hidupnya.
f. Penularan ini terjadi karena setiap kali
nyamuk menggigit (menusuk), sebelum
menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya (probosis), agar darah yang dihisap tidak
membeku. Bersama air liur inilah virus
dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain.
Hanya
nyamuk Aedes aegypti betina yang
dapat menularkan virus dengue. Nyamuk
betina sangat menyukai darah manusia (anthropophilic) dari pada
darah binatang. Kebiasaan menghisap darah terutama pada pagi hari jam
08.00-10.00 dan sore hari jam
16.00-18.00. Nyamuk betina mempunyai
kebiasaan menghisap darah
berpindah-pindah berkali-kali dari satu individu ke individu lain
(multiple biter). Hal ini disebabkan karena pada siang hari
manusia yang menjadi sumber makanan
darah utamanya dalam keadaan aktif bekerja/bergerak sehingga nyamuk tidak bisa menghisap darah dengan tenang
sampai kenyang pada satu individu.
Keadaan inilah yang menyebabkan penularan penyakit DBD menjadi lebih
mudah terjadi.
8. KERENTANAN
DAN KEKEBALAN
Kerentanan
:
Tingkat
kerawanan wilayah terhadap perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus didapatkan dari hasil
analisis data yang merupakan variabel
penentu, seperti pola permukiman, kepadatan permukiman, vegetasi, curah
hujan, saluran air hujan, tempat
pembuangan sampah, dan kepadatan penduduk. Daerah dengan kondisi agak rentan
terhadap perkembangbiakan nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus
merupakan daerah yang kualitas lingkungannya relatif sedang. Pemutusan rantai perkembangbiakan
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus dengan cara fogging atau pengasapan dan program 3M (Menguras,
Menutup, Menimbun) merupakan tindakan prefentif untuk menangkal terjadinya
wabah DBD. Daerah yang rentan dan
sangat rentan terhadap perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus merupakan daerah yang menjadi prioritas utama
untuk pencegahan wabah penyakit DBD.
Daerah yang rentan dan sangat rentan tersebut
biasanya mempunyai kualitas lingkungan yang kurang baik, bahkan minim.
Lingkungan yang kurang baik dan tidak
memenuhi persyaratan kesehatan menjadi salah satu faktor penyebab mudah tersebar dan menularnya
penyakit DBD. Oleh karena itu, perbaikan
kualitas permukiman merupakan hal mutlak yang perlu dilakukan.
Kekebalan
:
Pembentukan antibodi
pada infeksi pertama oleh salah satu dari keempat jenis virus dengue di atas
akan menghasilkan kekebalan humoral silang (cross protection) yang berlaku
untuk keempat jenis virus dengue, sehingga infeksi kedua oleh jenis virus
dengue lainnya akan lebih ringan. Infeksi kedua oleh virus dengue dengan tipe
yang sama bahkan dapat menimbulkan kekebalan seluler (sel mediated immunity)
yang dapat bertahan seumur hidup. Sel darah
putih menjadi sel pertahanan tubuh pertama untuk menghadang infeksi. Jumlahnya
bertambah jika infeksinya cukup berat. Namun, pada demam berdarah, sel darah
putih justru berkurang. Apalagi anak-anak cenderung mengonsumsi makanan dan
minuman yang tidak bergizi dan mengandung banyak gula, sehingga mereka
kekurangan vitamin A, C, B 12, asam folat, kalsium, fosfor, dan zat besi.
Padahal, zat-zat gizi itu berperan sangat penting dalam proses pertumbuhan sel
darah, terutama sel darah putih dan trombosit, dan pembekuan darah.
Pada anak berumur di bawah 12 tahun yang
masih didominasi antibodi humoral, serangan virus dengue merupakan Beban berat. Itu sebabnya, pertahanan badan harus prima agar hal-hal
yang mengganggu proses pertahanan badan, terutama pola makan dan minum, jangan
sampai menghambat pertumbuhan sel-sel darah.
9. CARA
PENCEGAHAN DAN PENGAWASAN
Pencegahan:
Hingga
kini, belum ada vaksin atau obat antivirus bagi penyakit ini. Tindakan paling
efektif untuk menekan epidemi demam berdarah adalah dengan mengontrol
keberadaan dan sedapat mungkin menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu:
a. Lingkungan
Pencegahan
demam berdarah dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk, antara lain:
-
menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya
sekali seminggu,
-
mengganti/menguras vas bunga dan tempat
minum burung seminggu sekali,
-
menutup dengan rapat tempat penampungan air,
-
mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas
dan ban bekas di sekitar rumah, dan
-
perbaikan desain rumah.
b. Biologis
Secara
biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan menggunakan
ikan pemakan jentik dan bakteri. Pencegahan yang dilakukan
-
Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan cara
; Menguras , menutup, mengubur barang bekas yang dapat menjadi tempat
perindukan nyamuk.
-
Fogging atau pengasapan
-
Abatisasi
c. Kimiawi
Pengasapan
(fogging) dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk abate pada
tempat-tempat penampungan air dapat membunuh jentik-jentik nyamuk. Selain itu
dapat juga digunakan larvasida.Pencegahan yang dilakukan
-
menggunakan senyawa anti nyamuk yang
mengandung DEET, pikaridin, atau minyak lemon eucalyptus,
-
serta gunakan pakaian tertutup untuk dapat
melindungi tubuh dari gigitan nyamuk bila sedang beraktivitas di luar rumah. Selain
itu, segeralah berobat bila muncul gejala-gejala penyakit demam berdarah
sebelum berkembang menjadi semakin parah
-
Memutus daur hidup nyamuk dengan menggunakan
ovitrap dan memelihara ikan cupang atau ikan pemakan jentik dapat menggunakan
serbuk ABATE, dengan komposisi takaran 1 gram serbuk ABATE untuk 10 liter air.
Cara
yang paling efektif dalam mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue adalah dengan
mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan “3 M PLUS” yaitu
menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus lainnya
yang sesuai dengan kondisi setempat.
Pengawasan
:
Dalam hal pemeriksaan
dan pemantauan oleh Jumantik dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) minggu
sekali, dengan kegiatan sebagai berikut:
a. memeriksa
setiap tempat, media, atau wadah yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan
Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus pada Tatanan Masyarakat dan mencatat
di kartu jentik;
b. memberikan
penyuluhan dan memotivasi Masyarakat;
c. melaporkan
hasil pemeriksaan dan pemantauan kepada Lurah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar